Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket

BERITA PMII “HARI INI”

Diposkan oleh admin On 2:52 AM

Oleh: Wartawan Gadhungan

Jepara, Jumat, 17 April 2009

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merayakan Harlah (Hari Lahir) yang ke-49 pada tanggal 17 April 2009. Sebagai implementasi rasa syukur atas usia ini, Pengurus Cabang PMII Jepara semalam mengadakan agenda “Refleksi Bersama” di halaman Kantor PC PMII (Jl. Pemuda No 45 Jepara). Panitia mengangkat tema “Refleksi Pemilu di Jepara; Dulu, Kini, dan yang Akan Datang”. Acara yang dikoordinatori oleh Sahabat Alimin Arhab ini diikuti oleh semua kader PMII Jepara mulai level Cabang, Komisariat, hingga Rayon. Selain itu, hadir pula para alumni PMII Jepara yang tergabung dalam IKAPMII (Ikatan Alumni PMII).

Dalam orasi ilmiahnya, Sahabat Subhan Zuhrie, S. PdI. mengatakan bahwa pemilu tahun 2009 ini sebagaimana penilaian banyak kalangan merupakan pemilu terburuk sepanjang sejarah bangsa. Raport merah tersebut terindikasi dari tidak up date nya daftar Pemilih Tetap (DPT) sehingga menyebabkan ribuan hak pemilih terberangus. Mantan Ketua Umum PC PMII Jepara periode 2006-2007 ini juga memberikan spirit pergerakan bagi kader PMII Jepara.

“Jangan menunggu lima tahun ke depan untuk berkiprah dalam pesta demokrasi. Sahabat-sahabat harus selalu siap kapan pun dan di mana pun, ketika rakyat sedang membutuhkan”, ujar kader PMII asal Temanggung yang juga sebagai Pengurus Koordinator Cabang PMII Jawa Tengah periode 2008-2010 ini.

Berbeda dengan Bang Ucup (sapaan akrab Sahabat Subhan Zuhrie), Mayadina Rahma Musfiroh, MA. sebagai narasumber ke dua lebih menyoroti problematika pemilu sebagai ajang terbukanya “liberalisasi politik”. Dengan sistem demokrasi sekarang, cukup para politisi bergelimang duwit lah yang mampu berkompetisi merebutkan kursi parlemen. Ujung-ujungnya yang menjadi korban adalah para caleg perempuan karena banyak dari mereka (meskipun mempunyai kapabilitas) kalah sebelum bertanding hanya karena tidak punya modal.

“Sistem demokrasi prosedural yang kita anut selama ini semakin membuka peluang terjadinya liberalisasi politik. Akibatnya, politik kapital (politik uang) marak dilakukan oleh para caleg. Yang bisa menjadi wakil rakyat adalah cuma mereka saja yang punya banyak duwit”, papar perempuan berkaca mata yang saat ini masih dipercaya menjadi Direktur LAKPESDAM NU Jepara.

Pembicara terakhir pada forum ini adalah Sahabat Ahmad Rifa’i, S. HI. Alumni PMII nyentrik ini merefleksikan bagaimana proses panjang dirinya memutuskan terjun langsung dalam politik praktis. Pak Kocang –sapaan akrab beliau- menjelaskan bahwa politik tidak lain hanya dipandang sebagai alat untuk mengambil kebijakan atau political of policy maker. Sehebat apa pun perjuangan sahabat-sahabat di akar rumput, jika tidak diimbangi dengan kebijakan-kebijakan populis yang terlahir melalui proses dinamika politik, maka hasil yang tergenggam kurang optimal.

Sebelum orasi ilmiah dari ke tiga nara sumber di atas, peringatan harlah ini dimulai dengan takhtim Al Qur’an yang diikuti 60 kader PMII Jepara. Kemudian dirangkai dengan pembacaan puisi perjuangan oleh sahabat-sahabat yang tergabung dalam komunitas Sanggar Seni “ELING” PC PMII Jepara, dan ditutup oleh penampilan group music “Bandt@” (Band Of Tarbiyah) INISNU Jepara. [P_S].